Jakarta, wartabrita.com- Kepolisian dan TNI menurunkan seribu personel pengamannya saat mengamankan demo PA 212 di depan Gedung DPR/MPR RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto mengatakan, pengamanan personel meliputi hampir seluruh sisi gedung DPR/MPR.
“Iya ada seribu personel. Gabungan TNI/Polri,” jelas Marsudianto di Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (24/6).
Marsudianto meminta anggota Kepolisian aktif meminta peserta aksi untuk aktif menjaga jarak dan menaati protokol kesehatan.
“Jangan gunakan kesempatan menyampaikan pendapat malah jadi gelombang kedua (penyebaran COVID). Bisa saja kalau aksi, kecenderungannya malah tak jaga jarak. Teknis diatur agar jaga jarak,” jelas Marsudianto.
Selain itu, Marsudianto meminta agar jajaran Kepolisian selalu humanis dan menghilangkan emosi.
“Anggota diminta humanis. Tinggalkan jauh-jauh emosi kita. Kita dilatih sabar,” sebut Marsudianto.
Selain itu, Marsudianto juga memastikan anggota TNI yang mengamankan aksi tak membawa senjata tajam.
“Saya minta provos chek. Taak pakai senpi. Kalau bawa hanya tim anarkis dan sesuai dengan adanya perintah dari atasan jika kondisi tak dimungkinkan,” ungkap Marsudianto.
Belum ada rencana pengalihan arus lalu lintas dalam aksi yang bakal berlangsung pukul 13.00 ini. Nantinya, pengalihan lalin di depan Gedung DPR bakal berlangsung situasional.
Dandim 0501/JP BS Kolonel Inf Wahyu Yudhayana mengatakan, personel TNI yang mengamankan aksi sekitar 1 SSK.
“Sekitar 50an personel dari TNI,” tutup Wahyu.
Seperti diketahui, Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan berdemonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, hari ini atau Rabu (24/6) siang.
Ketua PA 212, Slamet Maarif, mengatakan pihaknya akan datang sekira 1.000 orang.
“Iya, kami sudah lapor ke polisi dan akan datang sekira 1.000-an orang,” kata Slamet, saat dikonfirmasi.
Dia melanjutkan, demonstrasi ini bertujuan menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Nantinya, kata Slamet, peserta aksi tergabung dalam sejumlah kelompok.
Di antaranya PA 212, Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Aliansi Nasional Anti-Komunis yang terdiri dari PA 212, dan sebagainya.
“Kami semua yang ikut aksi ini, ingin mendesak Pimpinan DPR RI mengeluarkan RUU HIP dari Prolegnas,” jelas Slamet.
(DPA)