Jakarta, wartabrita.com – Penyakit mulut-kuku terdeteksi di wilayah Aceh dan Jawa Timur. penyakit mulut-kuku (PMK) itu mengancam keamanan pangan nasional. Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan mendesak pemerintah bergerak cepat mengatasi kembali berjangkitnya penyakit tersebut.
Pasalnya, hingga saat ini terdeteksi PMK telah menyerang sebanyak 1.649 sapi ternak yang tersebar di Jawa Timur dan di Aceh.
“Saya menilai pemerintah gagal melakukan deteksi dini PMK, padahal ini merupakan penyakit hewan menular yang paling di takuti di dunia. Karena kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkan sangat besar,” kata Johan, Rabu (11/5/2022).
Johan mengatakan masyarakat khususnya peternak sangat khawatir dengan merebaknya penyakit yang menyerang hewan ternak tersebut. Pemerintah meskinya segera bertindak cepat dan tepat melakukan antisipasi meluasnya penyakit ini demi keamanan pangan nasional, apalagi sebentar lagi akan memasuki momen Idul Adha.
“Kami berharap pemerintah harus bertanggung jawab dengan adanya kebijakan impor daging sapi dan kerbau yang berasal dari negara-negara yang tidak bebas PMK, hal ini berakibat fatal bobol-nya pertahanan PMK,” ujar Johan.
Untuk itu, wakil rakyat dari Dapil NTB 1 ini, mendorong pemerintah melakukan isolasi. Terutama pada daerah kabupaten dan kota yang teridentifikasi sebagai sentra peternakan yang muncul “suspect” PMK. Begitu juga daerah yang berisiko tinggi seperti daerah yang berbatasan dengan negara yang belum bebas PMK. Kemudian, daerah yang pasokan penerima ternak dari berbagai pelabuhan di berbagai wilayah.
Ia tidak ingin wabah PMK ini menjadi ancaman baru yang menakutkan akibat kebijakan yang salah dan kinerja yang lambat dari pemerintah.
“Harus ada antisipasi yang sistematis sebab wabah PMK ini. Sehingga penanganan-nya memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak,” tutupnya.
Bahaya Penyakit Mulut-Kuku?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit mulut dan kuku yang menjangkiti hewan ternak tidak akan membahayakan manusia. Hal itu ia tekankan setelah pihak Kementerian Kesehatan sudah berdiskusi dengan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Kemudian juga, dengan badan kesehatan hewan dunia (OIE) untuk memastikan bahwa penyakit mulut dan kuku ini hanya menulari hewan.