Oleh: Muhammad Nur Kelrey (MNK) For Ketua Umum PB HMI MPO Periode 2023-2025
Wartabrita.com, Jakarta- Marwah mahasiswa dan eksistensi aktivis masih diperhitungkan dalam setiap detak perjalanan Bangsa ini. Adapun aktivis kerap diartikan sebagai pilihan buat mahasiswa yang ingin berpolitik setelah lulus.
Juga, ditafsirkan sebagai orang yang memperjuangkan visi misi sesuai dengan kepentingan organisasi. Poin-poin tersebut memang benar adanya, namun bila ditelaah secara seksama mengikuti perkembangan zaman, tidak bisa hanya dimaknai dalam dua poin itu saja, lantaran hal itu bagian daripada sistem berpikir usang.
Lho kenapa? Karena sejauh ini menurut hemat saya, kebanyakan masih saja tinggal dalam sistem pemikiran ber-aktivis dengan cara-cara jadul.Dibayang-banyangi pakem lama dalam mereproduksi struktur, program kerja, dan hal-hal terkait lainnya.
Jadi, kita masih saja berkutat dalam asumsi tentang apa yang benar, tepat sesuai pandangan masa masa silam yang hakikatnya telah tergilas waktu dan perkembangan zaman.
Revolusi Mental Aktivis
Aktivis termasuk juga anak muda jangan bisanya cuman mengkritik, namun kritikan perlu dibarengi dengan solusi yang objektif. Sehingga kehadiran sebagai alat kontrol sosial di tengah Republik ini benar sejalan dengan proses demokrasi karena ada timbal balik.
Jadi perlu saya tekankan kembali bahwa, sesungguhnya tumpuan eksistensi Bangsa ini ke depan, bukan pada pengkritik, namun ada di tangan anak muda yang kreatif dan inovatif.
Pandangan saya ini bukan hanya ucapan bias belaka, namun semangat ini jauh sebelumnya telah digaungkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yakni, Revolusi Mental, yang juga diketahui sebagai suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api yang menyala-nyala.
Untuk itu, dalam hal ini penting juga menggaungkan Revolusi Mental Aktivis. Hal itu sangat diperlukan terutama dalam membangun cara pandang dan pola pikir, sehingga menghasilkan perilaku yang berorientasi pada kemajuan berbasis kreatif dan inovatif.
Saatnya HMI MPO Go Digital
Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi hanya fokus pada debat-debat dan kritik tanpa solusi. Tetapi, bagaiamana mengkonstruksikan cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga kehadiran dan sumbangsih aktivitas oraganisasi turut memperlebar kapasitas bangsa menjadi sangat besar sehingaga terus berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam rangka mengakselerasi kerangka pikir ber-aktivis kekinian dalam organisasi, termasuk organisasi saya bernaung, yakni Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO), kita memang tetap fokus pada esensi perjuangan utama. Seperti kesetaraan pendidikan, hak-hak penegakan hukum, pelayanan kesehatan, kemanusian, upaya menjaga keseimbangan lingkungan dll.
Tetapi itu saja tidak cukup. Dewasa ini zamannya sudah berbeda semua serba digital, tanpa berorganisasi pun semua bisa memperjuangan nilai-nilai tersebut.
Garis perjuangan konvensional sudah tidak relevan. Semua harus dituntut serba canggih dan mengikuti perkembangan teknologi.
Di sini lah dibutuhkan peran seorang pemimpin yang memiliki kekuatan skill leadership, kreatif, dan inovatif mengikuti perkembangan zaman. Jadi mampu merubah mindset yang sempit menjadi lebih luas.
Sebagai contoh, memanfaatkan teknologi yang semakin canggih. Yaitu dengan mencanangkan program khusus melek tehknologi dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Seperti memberikan pelatihan secara kontinyu kepada para anggota organisasi.
Jadi harus bisa menciptakan sebuah terobosan untuk membekali setiap anggota-anggota organisasi dengan keterampilan yang kekinian. Jika nihil langkah perubahan menyesuaikan kondisi sekarang, maka kejayaan itu bakal tergerus dengan sendirinya.
Jadi untuk saat ini jika tanpa kreatif dan inovatif, manusia ibarat tikus mati di lumbung padi.
Pemilihan calon ketua umum HMI MPO, tinggal menghitung hari. Namun sebagai salah satu organisasi mahasiswa Islam terbesar, sang caketum harus hadir sebagai solusi bagi organisasi dan bangsa, bukan hadir dengan membawa beban berat hidupnya sendiri.
Solusi dalam arti mampu menciptakan perubahan dalam berorganisasi, agar insan kaderisasi benar-benar mampu beradaptasi dengan perkembangan dan tidak hanya cakap berbicara.
Salah satunya dengan membekali diri setiap insan organisasi HMI MPO dengan soft skill dan hard skill.
Soft skill merupakan kemampuan yang berkaitan dengan hal-hal seperti cara berkomunikasi dan bersikap. Hard skill, berkaitan dengan kemampuan pada bidang pekerjaan tertentu.
Seperti keahlian sosial media, bisa dimanfaatkan atau dikelola dengan maksimal seperti menampung aspirasi dan keluhan, lalu meneruskannya ke ruang publik dengan kemasan lebih elegan mengikuti perkembangan zaman.
Lalu, Content Creator. Konten juga memiliki fungsi yang terbilang lebih besar dalam dunia digital, baik kritik dan saran bisa dikemas lebih tajam dan kreatif dibarengi solusinya. Keahlian itu pun bisa digunakan sebagai modal tatkala bila kader mulai masuk dalam dunia kerja di tengah era perkembangan zaman.
Pemimpin Bicara Solusi Bukan Masalah
Pemimpin berpikir dan berbicara tentang solusi, bukan membicarakan masalah. Lalu kepemimpinan organisasi bukanlah hak milik yang dinikmati dengan cara sesuka hati. Sebab, Islam memandang tugas kepemimpinan utama ada dua, yakni menegakkan agama dan mengurus urusan dunia.
Sebagaimana tercermin dalam do’a yang selalu dimunajatkan oleh setiap umat Muslim: “Rabbanaa atinaa (Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat).
Jadi, pemimpin hebat tak ingin memimpin, tetapi melayani. Karena hakikatnya seorang pemimpin adalah membuat orang lain lebih baik dan berdampak di balik kehadirannya.
Sebagai kader HMI MPO, saya ingin mengutip ayat andalan saya dalam menjalani hidup, QS. As-Saff Ayat 4; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Tulisan ini tentu tidak bermaksud mengajari, akan tetapi bagian daripada upaya membuka perspektif dan warna baru dalam memutuskan siapa calon Ketua Umum PB HMI MPO Periode 2023-2025.
Karena untuk menemukan jalan terang semakin memajukan organisasi menuju pintu perubahan ke depan, seorang pemimpin haruslah orang yang tahu ke mana dia ingin pergi dan bangkit menyebarkan ide dan gagasan berlandaskan kreativitas dan inovatif.
Muhammad Nur Kelrey (MNK) For Ketua Umum PB HMI MPO Periode 2023-2025