Cenny Putnarubun Inisiasi Kantong Plastik Berbahan Rumput Laut

Dr. Cenny Putnarubun, dosen sekaligus peneliti di Politeknik Perikanan Negeri Tual, 

Tual, Wartabrita.com –  Dr. Cenny Putnarubun, dosen sekaligus peneliti di Politeknik Perikanan Negeri Tual,  mencari solusi mengatasi masalah penanganan sampah plastik. Pasalnya di jumlah sampah plastik yang sulit terurai sangat berlimpah. Butuh ratusan tahun agar sampah plastik bisa teurai atau hancur.

Dr Cenny Putnarubun, yang juga lulusan S3 Universitas Padjadjaran itu muncul dengan ide plastik ramah lingkungan berbahan dasar rumput laut. Alasan menggunakan rumput laut karena mudah medapatnya di laut Indonesia, khususnya Kepulauan Kei, Maluku.

Cenny bersama beberapa dosen mengadakan sejumlah penelitian untuk mencari bahan dasar dan formula yang tepat, untuk menghasilkan bioplastik sesuai harapan.

Setelah sekian bulan meneliti, akhirnya pada pertengahan 2021, mereka berhasil. Awal mula ujk coba plastik ramah lingkungan hasil penelitian itu dengan  membungkus makanan (Nasi Bungkus, Kue), pembungkus produk olahan kering, dan sedotan (Pipet) plastik satu kali pakai.

Kantong Plastik Berbahan Rumput Laut Lebih Unggul

Cenny mengklaim, bioplastik ini lebih unggul dari plastik di pasaran. Bioplastik ini bisa terurai dalam waktu singkat, cara pembuatannya mudah dan murah, aman untuk membungkus makanan, bahkan bisa langsung konsumsi.

“Rumput laut itu mengandung antioksida, karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Jadi kita langsung makan ya, bergizi,” kata Cenny  kepada awak media.

Hasil penelitian Cenny menunjukkan bahwa plastik ini dapat bertahan 3-12 bulan, jika kerap mengunakan. Tetapi, jika tidak dipakai, bisa bertahan lebih dari setahun.

“Plastik ini sangat sulit sobek, tetapi memiliki tekstur yang halus dan bisa terurai,” kata Putnarubun. “Kalo kita buang ke laut atau ke tanah, sangat cepat terurai. Jadi kelemahan bioplastik sekaligus menjadi keunggulannya,” imbuhnya.

Mewujudkan kota bebas sampah plastik lanjut Cenny, jika mendapat dukungan terhadap penelitiannya.

Menurutnya, dari penelitian yang ada ini saja sudah bisa mengurangi penggunaan plastik (Kresek) di Maluku Tenggara dan Kota Tual. Ia mengkaliam hanya membutuhkan mesin cetak plastik yang modern, agar bisa menghasilkan produk yang baik dan unggul.

Pihaknya juga bakal terus melakukan penelitian untuk menghasilkan plastik yang memiliki daya tahan yang lebih lama tetapi mudah terurai.

“Tergantung kebutuhan. Jika butuh botol plastik yang bisa terurai, ia dapat mengadakan penelitian lanjutan,” pungkasnya.

Related posts