Jakarta, Wartabrita.com – Baru-baru ini tersebar kejadian bagian bawah kemasan air galon sekali pakai gosong karena panas sinar matahari. Peristiwa tersebut terjadi saat galon itu sedang distribusikan dari gudang ke sebuah toko.
Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin kemudian mengingatkan bahaya yang terjadi bagi kesehatan konsumen yang meminum air dari kemasan galon yang gosong tersebut. Dia mengingatkan bahaya mograsi zat kimia ke dalam air minum.
“Kalau sudah sampai gosong, itu pertanda sudah terjadi degradasi kimia atau kerusakan ikatan kimia pada kemasan galon sekali pakai tersebut. Ini berbahaya sekali bagi kesehatan konsumen yang meminum air dari kemasan galon tersebut,” kata Zainal di Jakarta, Minggu (1/10).
Zainal mengatakan bahwa galon sekali pakai ini berbahan PET yang sangat beresiko jika terkena sinar matahari. Menurutnya, hal itu karena galon jenis ini memiliki temperatur transisi gelas (Tg) yang sangat rendah, yaitu pada suhu 80 derajat celcius.
Dia menjelaskan, pada temperatur yang cuma 80 derajat celcius kekuatan galon PET sudah rontok. Dengan demikian, sambung dia, galon berbahan plastik PET akan lebih berisiko jika terkena sinar matahari. Dia melanjutkan, ketahanan galon PET memang rendah jauh lebih rendah dibanding polikarbonat alias galon guna ulang.
“Ini mungkin jadi peringatan juga bagi masyarakat lainnya untuk memperhatikan cara memperlakukan keamanan dari kemasan itu. Apalagi pada musim kemarau yang cuacanya memang sangat panas saat ini,” katanya.
Zainal mengingatkan agar masyarakat tidak lagi menggunakan air dari kemasan galon yang kemasannya sudah gosong. Dia mengatakan, kemasan galon gosong itu akan membahayakan jika airnya dikonsumsi.
Guru Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro (Undip) Andri Cahyo Kumoro mengatakan, suhu penyimpanan yang tinggi dan penyinaran sinar matahari langsung terhadap galon sekali pakai ini dapat meningkatkan risiko pelepasan zat antimonnya bermigrasi dalam air kemasannya.
“Suhu penyimpanan yang tinggi dan penyinaran sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan pelepasan antimon atau Sb ke dalam air kemasan,” katanya.
Dia menjelaskan, senyawa antimon, titanium atau germanium digunakan sebagai katalis dalam pembuatan galon PET. Menurutnya, antimon merupakan salah satu pencemar air minum yang utama, yang melebihi tingkat kontaminan maksimum (MCL), yaitu 6 ppb, dalam beberapa kondisi penggunaannya.
Paparan jangka pendek ke tingkat yang lebih tinggi dari MCL, kata Andri, dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan diare. Selain itu, kolesterol darah yang lebih tinggi dan gula darah yang lebih rendah adalah efek samping lain yang sering dilaporkan jika terpapar dalam jangka waktu yang lebih lama.
Seperti diketahui, viral di media sosial twitter seorang warganet menceritakan kejadian yang dialaminya dimana ada galon sekali pakai yang bagian bawahnya gosong saat dia mendistribusikannya dari gudang ke sebuah toko. Dia menyebutkan kemungkinan peristiwa itu terjadi karena galon tersebut terkena sinar matahari yang begitu panas saat di perjalanan.