Gara-gara Teriaki Mahasiswi Pelit, Preman di Jembatan Jejalenjaya Digeruduk TNI Polri Langsung Minta Maaf: Pungli Jadi Sukarela

BEKASI, wartabrita.com – Sekelompok penjaga jembatan sementara yang kerap memaksa kepada pengendera sepeda motor di Jalan Jejalenjaya, Tambun Utara Kabupaten Bekasi seketika hanya bisa menyampaikan permohonan maaf.

Hal tersebut lantaran, anggota TNI Polri yang bertempat tinggal di Perumahan Cahaya Darussalam 2 itu tak terima oleh ulah preman tersebut.

Bacaan Lainnya

Cerita berawal saat seorang mahasiswi bernama Hani (24) melintasi jembatan sementara di dekat Pasar Seng, Jejalenjaya, Tambun Utara, Sabtu 10 Agustus 2024.

Karena tidak memiliki uang receh untuk memberikan pungutan itu, ia melambaikan tangan dan meminta maaf.

Tak disangka, penjaga jembatan malah meneriaki dirinya ‘pelit’ dengan kasar.

Hani yang tak terima mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para penjaga tersebut, langsung menelpon sang ibu agar bisa segera ke lokasi.

Ketika ibundanya datang, para penjaga itu malah memaki orang tua Hani tersebut.

Sang Ibunda langsung menelpon Briptu A yang merupakan kakak kandung Hani.

Ketika tiba di lokasi kejadian, Briptu A langsung mencari orang-orang yang telah menghina adik dan ibunya.

Namun, alih-alih meminta maaf, mereka malah mengelilingi Briptu A dengan sikap menantang.

“Saat saya datang, mereka malah menantang saya untuk melepas seragam, seakan-akan mereka tidak takut pada polisi,” ujar Briptu A menirukan ucapan salah satu penjaga jembatan.

Merasa terpojok, Briptu A kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak keamanan RW 57 Perumahan Cahaya Darussalam 2.

Tak lama kemudian, warga dan pengurus RW datang untuk membantu. Meskipun masalah dengan Briptu A sudah selesai, salah satu penjaga jembatan malah mencari masalah dengan warga lain yang merupakan anggota TNI.

“Mereka terus merekam saya, bahkan setelah masalah selesai. Ketika kami meminta mereka menghapus rekaman, mereka malah menantang salah satu warga yang anggota TNI,” tambah Briptu A.

Situasi semakin memanas karena rekan-rekan anggota TNI di perumahan tersebut tidak terima dengan perlakuan kasar para penjaga jembatan.

Akhirnya, pada sore hari, para anggota TNI bersama dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat mencari para penjaga jembatan yang sering bertindak kasar terhadap warga.

Setelah melalui mediasi, para penjaga jembatan tersebut akhirnya membuat kesepakatan untuk meminta maaf kepada warga yang telah mereka hina dan menghentikan pungutan liar yang selama ini mereka lakukan.

Salah satu penjaga jembatan, mewakili kelompoknya, menyatakan secara resmi bahwa pungutan yang selama ini dilakukan bersifat sukarela dan tidak ada paksaan.

Surat kesepakatan ini ditandatangani oleh semua penjaga jembatan, Bhabinkamtibmas, dan ketua lingkungan.

Dengan adanya surat ini, warga yang melintas di jembatan tersebut tidak lagi diwajibkan untuk memberikan uang.

Pos terkait