Gilbert Simanjuntak: JIS Bukan Mahakarya, Anies Kurang Piknik!

Gilbert Simanjuntak: JIS Bukan Mahakarya, Anies Kurang Piknik!Gilbert Simanjuntak: JIS Bukan Mahakarya, Anies Kurang Piknik!
Gilbert Simanjuntak: JIS Bukan Mahakarya, Anies Kurang Piknik! (Foto: Gilbert Simanjuntak)

JAKARTA, wartabrita.com– Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak angkat bicara soal pernyataan yang menyebut Jakarta International Stadium (JIS) sebagai suatu Maha Karya.

Gilbert mengatakan, seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya, bukan diri sendiri yang memuji (narsisme). Pernyataan JIS mahakarya adalah hyperbola karena di kota lain di luar negeri itu merupakan standar stadion.

Read More

Baik untuk tenis, atau bola. Ini teknologi dan karya yang sudah ada lama di luar negeri, dengan beberapa sentuhan arsitektur Indonesia. Tetapi karena Anies minim prestasi, jadi inilah yang jadi kebanggaan.  Kenapa Anies tidak membanggakan tugu sepeda, tugu bambu sebagai monumental?

Salat Idul Fitri di JIS

JIS sendiri masih harus ada peningkatan seperti sinyal telepon tidak lancar, lift ke atap yang tidak bisa beroperasi, debu tebal menutupi bangku yang memerlukan pemeliharaan biaya tinggi.

“Sebaiknya ucapan mahakarya kemarin bersamaan  juga permintaan maaf kepada para korban banjir, mereka yang tidak memiliki rumah yang layak, korban kebakaran tanpa rumah dan kegagalan memenuhi janji kampanye. Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika,” tegas Gilbert di Jakarta, Rabu (4/5/2022).

Menyebutkan JIS mahakarya dengan kata-kata yang sudah tertata, tapi tidak menyebutkan sumbangsih mereka yang terlibat sejak awal adalah juga kurang beretika.

“Pembangunan JIS hampir mangkrak hingga akhirnya pusat turun tangan menalangi 80% biaya. Rencana sudah ada lebih dari 10 tahun oleh Gubernur sebelumnya, tapi tidak tersiar sedikitpun. Ini sesuatu yang tidak baik, kurang etis, seakan ingin mengatakan karya pribadi. Lebih dari 80% adanya JIS adalah karya Pusat dan para Gubernur sebelumnya,” ungkapnya.

“Sama seperti rapat dengan DPRD yg tidak dihadiri termasuk laporan keterangan pertanggungjawaban, menghapus OK Oce Sandiaga padahal kampanye mereka sebagian besar didanai oleh Sandiaga, narasi yang menyerang Pusat saat awal pandemi Covid, dan hal lain yg kurang etis. Sebaiknya Kemendagri, BPK dan KPK juga menegur Gubernur yang tidak pernah hadir dalam rapat paripurna DPRD,” tutup Gilbert.

Sebelumnya diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Salat Idul Fitri di halaman Jakarta International Stadium (JIS) pada Senin (2/5) lalu.

(dpa)

Related posts