Gus Falah: PDIP-PPP Punya Historis Bangun Negara

PDIP dan PPP berkolaborasi memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Istimewa

JAKARTA, Wartabrita.com — Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengungkit kebersamaan PDIP dan PPP dalam membangun negara. Dia mengatakan, kedua partai tersebut memiliki riwayat sejarah dalam melawan otoritarianisme.

“Pada Pemilu 1997, di tingkat akar rumput PDI Pro Megawati dan PPP pernah terjalin sinergi dalam wujud gerakan Mega Bintang, untuk melawan otoritarianisme Orde Baru,” kata Gus Falam dalam keterangan, Senin (1/5).

Dia melanjutkan, sinergi itu terjalin kembali ketika Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum PPP Periode 1998-2007 Hamzah Haz bersama memimpin Kabinet pada 2001-2004. Kala itu, Megawati selaku Presiden Republik Indonesia dan Hamzah Haz selaku Wakil Presiden bersinergi membangun negara ini dengan memimpin Kabinet Gotong Royong.

“Kepemimpinan Ibu Mega dan pak Hamzah terbukti berhasil mencatat beberapa prestasi, seperti mendirikan lembaga KPK serta membawa Indonesia keluar dari IMF,” katanya.

Menurutnya, kolaborasi PDIP dan PPP untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai dalam pilpres 2024 nanti layaknya mengulang sejarah dalam membangun bangsa. Dia mengatakan, kolaborasi itu dapat membangun Indonesia ke arah yang demokratis, sejahtera dan berdaulat.

Sebelumnya, hal tersebut disampaikan anggota komisi VII DPR RI ini menyusul lawatan PPP ke kantor DPP PDIP. Kedatangan partai berlogo Ka’bah itu guna berkolaborasi memengkan Ganjar Pranowo sebagai presiden di 2024 nanti.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengaku berencana mengajak PAN dan Golkar yang merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Menurutnya, KIB tidak akan bubar setelah PPP memutuskan mendukung Ganjar Pranowo di 2024, melaikan berpotensi membesarkan menjadi KIB Plus

“Saya sebagai Plt aketua mengajak KIB untuk bersama dengan pilihannya dengan PPP. Kalau itu terjadi saya sampaikan itu namanya KIB plus ya,” kata Mardiono

Meski demikian, Mardiono menyebut ajakan itu tidak bersifat memaksa. Dia mengatakan, setiap partai di KIB memiliki kedaulatannya masing-masing dan tidak saling mencampuri urusan internal partai lain.

Pos terkait