Haruskah Kita Sabar? Padahal Bisa Marah

Haruskah Kita Sabar? Padahal Bisa MarahHaruskah Kita Sabar? Padahal Bisa Marah
Haruskah Kita Sabar? Padahal Bisa Marah (Foto: Pexels/Mart Production)

JAKARTA, wartabrita.com – Beberapa bulan terakhir, media sosial di Indonesia ramai dengan perdebatan.

Banyak masyarakat merasa kecewa dengan pemerintah, merasa tertipu, dibodohi, dan dieksploitasi.

Read More

Bahkan, aksi besar-besaran mahasiswa terjadi hampir di seluruh Indonesia, menyerbu kantor DPR.

Kemarahan memuncak, dan kerusuhan pecah di berbagai tempat, meskipun akhirnya situasi berhasil dikendalikan.

Haruskah Kita Sabar? Padahal Bisa Marah

 

Namun, kita tidak akan membahas politik, demokrasi, korupsi, nepotisme, demonstrasi, atau isu-isu serupa yang selalu hangat di negeri ini. Bukan tentang politik sama sekali.

Lalu, tentang apa? Kita akan berbicara tentang sikap yang seharusnya dimiliki setiap Muslim tanpa harus diperintah—sikap yang kian lama makin luntur dalam kehidupan sosial umat Islam. Apa itu? Ya, sabar.

Dilansir dari tulisan Abdurrahman Waridi Sarpad dari laman Muslim, berikut penjelasan mengenai sikap sabar pada seorang muslim.

Ironisnya, saat ini kesabaran sering dianggap sebagai tanda pesimisme atau ketidakberdayaan, sementara meluapkan amarah justru dipandang mulia.

Pemerintah tak sesuai kehendak, Demonstrasi digelar, bukan sabar. Sedikit masalah di hari-hari mereka, mereka mengumpat di media sosial, bukan sabar.

Hidup penuh tantangan, mereka lari ke obat-obatan, bukan sabar. Bahkan, ada yang memilih mengakhiri hidup daripada berjuang untuk masa depan yang bisa diperbaiki, bukan sabar.

Sebenarnya, semua persoalan di masyarakat kita terjadi karena hilangnya kesabaran. Manifestasi kemarahan dan lunturnya nilai sabar terlihat nyata.

Mari kita mulai pembahasan ini dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh Sahabat Shuhaib radhiyallahu ‘anhu,

عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له

 

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin! Segala urusannya baik, dan hal seperti ini hanya terjadi pada seorang mukmin. Ketika ia mendapat nikmat, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan ini pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Hadis ini jelas menunjukkan pentingnya sabar dalam keimanan. Nabi mengaitkan sabar dengan iman dan kebaikan.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Sabar dalam keimanan ibarat tubuh dan kepala. Tanpa sabar, tak ada iman.”

Kesabaran dalam Al-Qur’an Saking pentingnya kesabaran, Allah menyebutkannya dalam banyak ayat di Al-Qur’an. Imam Ahmad rahimahullah mengatakan ada lebih dari 90 ayat yang menyinggung tentang sabar, baik dalam bentuk perintah, keutamaan, janji pahala, dan lainnya. Berikut beberapa ayat tentang kesabaran:

 

Pertama: Allah mencintai dan mendampingi orang-orang yang sabar. Allah berfirman:

وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ

 

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

 

وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

 

“… dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

 

Kedua: Allah memberi kabar gembira berupa ampunan, rahmat, dan predikat “orang yang mendapat petunjuk” bagi orang-orang yang bersabar.

 

Allah berfirman:

 

وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ

 

“… dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn.’ Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

 

Ketiga: Kesabaran adalah solusi terbaik dalam menghadapi masalah

 

Allah berfirman:

 

وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌۭ لِّلصَّـٰبِرِينَ

 

“Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)

 

Ayat ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi masalah atau musibah, bersabar adalah pilihan terbaik.

 

Hakikat Dunia Dunia sejatinya adalah tempat ujian. Allah Ta’ala berfirman:

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ

 

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah: 155)

 

وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ

 

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.” (QS. Al-Anbiya: 35)

 

Tidak ada seorang pun yang terbebas dari ujian di dunia ini, baik berupa kesulitan maupun kelapangan, semua adalah cobaan.

 

Sabar sebagai Pemberian Terbaik dari Allah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

وما أُعطِىَ أحدٌ عطاءً خيرًا وأوسَعَ من الصبْرِ

 

“Tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Muttafaqun ‘alaih)

 

Sabar adalah cahaya yang menerangi kehidupan seseorang (HR. Muslim), memandu langkah-langkah, dan membimbing tindakannya.

 

Mengapa Harus Sabar?

 

Sabar adalah kekuatan, bukan kelemahan. Bersabar artinya seseorang mengendalikan dirinya agar tidak mengikuti hawa nafsu. Tanpa kesabaran, sulit bagi kita menjalani hidup dengan baik.

 

Kenapa orang enggan bersabar?

 

Karena sabar berarti menahan diri dari amarah dan nafsu, yang seringkali lebih sulit dibandingkan melampiaskannya. Orang-orang mungkin berkata, “Sabar juga ada batasnya!” Namun, lihatlah kesabaran Nabi Nuh yang mengajak umatnya selama 950 tahun, meskipun dicaci dan dihina.

Selama kita menginginkan keberuntungan, bersabarlah. Inilah pesan dalam ayat:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

Itulah penjelasan mengapa kita harus bersabar dalam kondisi apapun.

Related posts