Wartabrita.com, Jakarta – Sepanjang tahun lalu, konflik kepentingan dengan adanya dualisme telah menyelimuti eksistensi perjalanan HMI MPO. Kali ini menjelang Kongres HMI MPO ke XXXIII di Jakarta Selatan, organisasi mahasiswa Islam terbesar ini mulai kembali dirong-rong gerakan liar.
Perlu diingat bersama!, bahwa dimana ada dua lisme di situ tumbuh subur pemecah belah. Lingkungan organsasi sengaja “dirusak” dan pengikutnya dipengaruhi dengan berbagai akal bulus dibalut janji-janji manis, namun sebenarnnya itu adalah upaya memuluskan nafsu kepentingan politik pribadi.
Bila terlena, maka secara sadar atau tidak dijadikan sebagai tulang punggung atau dimanfaatkan si penggunanya untuk bertahan hidup selama eksistensinya di organisasi.
Untuk itu, seluruh cabang diharapkan untuk tetap bersatu dan patuh tehadap hasil rapat presidium organisasi HMI MPO, pada Senin (9/1/2023) lalu.
Yakni, dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh ketua komisi dan lembaga kekaryaan tersebut secara resmi menetapkan Firdaus Al Ayyubi sebagai Pejabat Ketua Umum PB HMI MPO menggantikan Affandi Ismail Hasan.
Demikian kata kader, sekaligus kandidat Calon Ketua Umum PB HMI MPO, Muhammad Nur Kelrey, meyusul adanya dugaan gerakan liar memecahkan kader agar tidak mengikuti Kongres HMI MPO ke XXXIII.
Dari desas desus kabar yang beredar Affandi Islmail menginisiasi sendiri pembukaan Kongres HMI MPO ke XXXIII di Taman Mini, Jakarta Timur. Lalu Ahmad Latupono juga kabarnya membuat agenda kongresnya di Kabupaten Bogor yang nantinya akan berlansung di bulan Maret 2023. Ini aneh bin ajaib.
Padahal sesuai hasil rapat seluruh ketua Komisi dan Lembaga Kekaryaan PB HMI MPO, Kongres HMI MPO ke XXXIII pembukaannya dimulai hari ini tanggal 30 Januari 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Agenda kongres selanjutnya sampai 5 Februari 2023 di Islamic Centre KH. Noer Alie, Bekasi, Jawa Barat.
“Kader-kader HMI MPO di cabang harus bebas nilai, punya kemandirian dalam berorganisasi, jangan sampai larut dan hanyut dalam kepentingan politik keduanya dan senior-senior. Mari selamatkan organisasi lewat kongres bersama di Hotel Bidakara,” ucap Ahmad Kelrey, kepada wartawan, Senin (30/1/2023).
Pemecah Belah Gen Jahat Dititahkan Setan!
Ahmad Kelrey berujar, sesuai pandangan filsafat, kejahatan secara holistik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri manusia. Gen jahat itu dititahkan oleh setan yang telah berwujud pada nafsu. Namun manusia sendiri memiliki gen ilahi pada hati nurani, yang bisa mengalahkan upaya pemecah belah.
Oleh karena itu, jika seorang manusia kuat gen ilahi dalam dirinya maka nafsu jahat pemecah belahnya bisa ditahan. Jika tidak maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu ‘menghancurkan’.
Padahal, sebagai seorang Muslim yang sejati, kebiasaan berbuat baik telah diajarkan orang tua sejak kecil. Karena kita percaya, bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan dan keburukan akan berbalas keburukan.
Hal ini disebutkan di surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”
Saatnya Proteksi HMI MPO, Jangan Biarkan Jatuh ke Titik Nadir
Ahmad Kelrey, menyanyangkan fenomena yang terjadi di HMI MPO dewasa ini, sangat memilukan. Eksistensinya nyaris sampai di titik nadir. Gerakan ini perlu diproteksi dari paparan pemecah belah yang belakangan begitu kuat melanda salah satu organisasi mahasiswa Islam tebesar tersebut.
Pasalnya, kecenderungan upaya permainan politik-imoral dalam arena mencari kekuasaan di oganisasi masih saja terjadi. Perbuatan tak terpuji itu, sekaligus melemahkan gerakan kultural HMI MPO, sehingga terus ada perpecahan periode ke periode.
Ironis, menyedihkan, dan sangat menyayat hati lagi, akibat dari gerakan liar pemecah belah untuk kepentingan personal itu, telah merusak nilai-nilai perjuangan organsasi. Padahal, jauh sebelumnya dengan susah payah dibangun dalam landasan ajaran Islam dengan merujuk pada sumbernya yang utama, yaitu Al-Quran dan Hadist.
Harusnya, sebagai dan ingin menjadi pemimpin organisasi setiap kandidatnya harus menunjukkan arah atau memberikan solusi bagi organisasi ia bernaung. Karena, sesungguhnya jalan menjadi pemimpin bukan ladang untuk menambah rezeki, namun bagian dari takwa dan ibadah.
“Jadi kalau motivasinya tambah rezeki, itu kerja profesional saja. Jadi kalau organisasi kita mau terus tumbuh, berkembang, dan bermanfaat saya ingin maindset pola pikir kita di setting di situ. Lalu pemimpin pun harus Sami’na wa’atho’na menjadi orang yang lebih taat kepada Allah SWT,” timbal Ahmad Kelrey.
Menurut Ahmad Kelrey, sekarang sudah saatnya HMI MPO dikembalikan kepada semangat asalnya, yakni gerakan yang berpijak dari nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Jangan lagi membawa gerakan ini bersifat individual aktivis di luar sistem dan mekanisme organisasi, karena perbuatan itu membuat orientasi HMI MPO lebih menonjol pada soal-soal yang bersifat gerakan politik.
“Kawan-kawan cabang mari kita tetap patuh pada keputusan organisasi dan selamatkan HMI MPO dari kepentingan Affandi dan Anyong, sebab itu sudah mengandung unsur politik. Jangan kita biarkan dan lawan para Serigala Berbulu Domba (pura-pura baik tapi merusak), yang berusaha membawa HMI MPO ke titik nadir,” tegas Ahmad Kelrey.