Kemensos Gelar Kampanye Sosial Nasional Lanjut Usia

Kampanye Sosial Nasional Lanjut Usia/DItjen Rehabilitasi Sosial

Kendari, wartabrita.com – Kemensos melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia bersinergi dengan Loka Lansia “Minaula” Kendari terus berupaya meningkatkan layanan sosial bagi lansia melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Salah satunya melalui Kampanye Sosial Nasional Lanjut Usia.

Harry Hikmat selaku Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos didampingi Andi Hanindito selaku Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia membuka sekaligus menyampaikan paparan dalam Kampanye Sosial Nasional Lanjut Usia di Swiss-Bell Hotel Kendari, Jumat, 16/10/2020.

Kegiatan tersebut melibatkan berbagai stakeholder seperti Dinsos Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinsos Kabupaten/Kota, LKSLU, Perguruan Tinggi, Pendamping Rehabilitasi Sosial Lansia, dan SDM Loka Lansia “Minaula” Kendari.

Andi Hanindito mengatakan, tujuan dari kegiatan ini untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terkait rehabilitasi sosial lansia. “Melalui kegiatan ini, kita ingin menyamakan persepsi dan pemahaman terkait rehabilitasi sosial lansia. Masih saja ada diantara kita memakai kata jompo yang kesannya sangat tidak berdaya kepada para lansia kita. Cara penanganannya pun masih sangat sektoral. Oleh karena itu, kita ingin mendorong semua pihak untuk berpartisipasi dalam upaya pelayanan terhadap lansia di masa yang akan datang”. ungkapnya.

Saat ini jumlah penduduk Indonesia tercacat 269,6 juta orang. Sedangkan, populasi lansia sekitar 10% dari jumlah penduduk Indonesia atau 25,64 juta jiwa.

Harry Hikmat mengatakan, Kemensos memiliki satu eselon dua, yakni Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang mengkoordinasikan tiga Balai/Loka yakni Balai Lansia “Budi Dharma” Bekasi, Balai Lansia “Gau Mabaji” Gowa, dan Loka Lansia “Minaula” Kendari.

“Satu hal yang tidak mudah untuk menjangkau seluruh lansia di seluruh Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa dari populasi lansia, lansia dengan kategori miskin dan rentan sebesar 40% atau 12,6 juta. Lansia dalam keluarga sebanyak 10,7 juta. Sedangkan yang di luar keluarga sebesar 1,9 juta, dan lansia yang mendapatkan bantuan sosial melalui PKH sebanyak 1,1 juta”.

Harry Hikmat menambahkan, bansos saat ini dilakukan secara tunai dan non tunai yang dilakukan oleh tiga Balai/Loka dengan melibatkan LKSLU sebagai mitra pendampingan sosial.

LKSLU melakukan pendataan lansia yang memenuhi syarat dan kriteria. Bantuan ditransfer ke rekening LKSLU dan selanjutnya disalurkan ke masing-masing lansia dan keluarga atau wali.

“Ke depan, sumber bansos itu bukan dari Program Rehabilitasi Sosial, tapi akan disinergikan dengan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial,” tambah Harry.

Selain melalui PKH, para lansia yang bukan termasuk PKH akan mendapatkan Bansos Tunai atau Sembako.

“Jadi, bansos itu ada di Direktorat Jenderal lain. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial lebih kepada pelayanan sosial sebagai fungsi rehabilitasi sosial,” jelasnya.

Kemensos senantiasa berupaya membangkitkan kesadaran keluarga dan masyarakat dalam merawat lansia di lingkungannya.

Melalui ATENSI, pemerintah mengeluarkan bantuan pemerintah yang mendukung pelayanan sosial di Balai/Loka, Panti, dan LKSLU.

Harry Hikmat juga meminta kepada pengurus Balai/Loka agar membuat sebuah terobosan atau inovasi baru terkait peningkatan kualitas kehidupan lansia dan bagaimana merespon masalah kesehatan termasuk mengakses layanan kesehatan, selain upaya pelayanan respon pertama.

Seperti kita ketahui bersama, Indonesia mengalami transisi demografi. Angka harapan hidup meningkat, tingkat fertilitas menurun, dampaknya pada rasio ketergantungan meningkat.

Terkait hal tersebut, Harry Hikmat mengatakan bahwa Kemensos telah menyiapkan antisipasi peningkatan jumlah lansia dari tahun ke tahun, diantaranya peningkatan kualitas dan kuantitas program pelayanan sosial bagi lansia untuk melindungi dari berbagai resiko penuaan (sakit, telantar, kesendirian, dsb), peningkatan peran keluarga dalam perawatan lansia, peningkatan layanan publik yang memprioritaskan lansia pada berbagai sektor, peningkatan kampanye nasional kelanjutusiaan di seluruh sektor, peningkatan peran masyarakat dan swasta dalam penanganan lansia, dan peningkatan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat sejak dini agar di usia tua tidak menjadi beban bagi keluarga atau masyarakat.

(dpa)

Pos terkait