Jakarta, WartaBrita.com-Banjir yang menerjang sebagian wilayah Jabodetabek membuat ribuan orang terkena dampak. Bahkan, mereka ada yang belum dievakuasi ke posko penampungan.
Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suhartono menuturkan, pihaknya menurunkan ratusan personel untuk mengevakuasi warga.
“Saat ini yang berada di lokasi banjir Bekasi dan Karawang sejumlah 185 personel dipimpin oleh Letkol Marinir Ali Wardhana sebagai Dansatgas Banjir, ” kata Suhartono di Markas Komando Marinir, Jakarta Pusat, Selasa (23/2).
Suhartono melanjutkan, pihaknya juga mengerahkan bantuan evakuasi kepada warga. Terutama di kawasan Bekasi dan Karawang yang kini masih banjir parah.
Yakni peralatan 10 unit Perahu Karet, 10 Unit Motor Tempel (Mopel), 13 unit Truk Personel / Material, 4 Kendaraan Taktis, 1 Set Dapur Lapangan, dan 4 Set Tenda Lapangan.
“Kami juga kerahkan 6 Set Alat Selam dan perlengkapan Kesehatan Lapangan,” jelas Suhartono yang mengenakan seragam loreng ini.
Suhartono menjelaskan, operasi ini merupakan bagian dari program Marinir Peduli Marinir Berbag.
“Ini merupakan wujud kepedulian terhadap sesama dan juga implementasi Operasi Militer Selain Perang (OMSP),” terang Suhartano.
Pihaknya pun mendistribusikan kepada korban bencana banjir tersebut. Berupa Beras 3 Ton, Mie Instan 1000 Dus, Air Mineral Mineral 1075 Dus, Susu 350 Dus, Biscuit 55 Dus, Sabun mandi 50 Dus, Sarung 200 Buah, Popok Bayi 10 Dus, Pembalut Wanita 1 Dus, Selimut 50 Buah, dan Pakaian 41 Koli
Barang bantuan tersebut akan didistribusikan langsung menggunakan 10 kendaraan Truck dan Kendaraan Kawal Korps Marinir ke Lokasi Korban banjir di Bekasi dan Karawang.
“Kami berikan di posko pengungsian atau yang masih berada di rumah,” ungkap Suhartono yang juga mantan Danpaspampres ini.
Seperti diketahui, jebolnya tanggul Citarum di Babakan Banten, Desa Sumberurip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (21/2) dini hari, semakin memperparah kondisi banjir.
Saat ini wilayah terdampak banjir disebutkan tersebar di 20 kecamatan.
Diperkirakan, ada 10 ribu kepala keluarga (KK) dari empat desa, terdampak tanggul Citarum yang jebol.
Kondisi banjir yang cukup parah, membuat petugas menggunakan alternatif udara untuk melakukan pencarian dan distribusi logistik kepada warga terdampak.
(ptb)