Wartabrita.com, Yogyakarta – Ratusan orang yang mengatasnamakan diri Masyarakat Bela Keutuhan NKRI (Masbehi) turun ke jalan di titik 0 kilometer, Senin (30/11/2020) siang. Membawa peserta mayoritas emak-emak (perempuan) dari beberapa komunitas dan Mahasiswa Papua, mereka menolak gerakan yang menciderai kebhinekaan merugikan bangsa Indonesia.
Muhammad Alvin Khoiru, koordinator aksi mengatakan pihaknya merasa begitu prihatin dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Gerakan separatis terjadi, ditambah aksi anarkisme, radikalisme dan terorisme yang dirasa begitu menyatat hati muncul di berbagai daerah.
Terbaru, bagaimana empat orang dalam satu keluarga dibunuh oleh teroris yang diduga terafiliasi kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora. Masbehi mengutuk keras tindakan tersebut dan berharap negara segera mengusut tuntas kasus tragedi kemanusiaan itu.
“Kami prihatin, kami turun ke jalan dengan damai hari ini untuk menyuarakan kembali bagaimana Indonesia seharusnya. Kita berbeda, tapi tetap satu karena kita punya Bhinneka Tunggal Ika. Kami menolak apapun yang merugikan persatuan bangsa dan mengoyak kemanusiaan, baik itu oknum, ormas maupun kelompok apapun,” ungkapnya di sela aksi.
Masbehi menurut Alvin secara khusus mendorong TNI/Polri untuk bertindak tegas terhadap segala bentuk kelompok yang dengan sengaja merongrong persatuan dan kesatuan NKRI. Masbehi menilai, saat ini Indonesia diuji keutuhannya karena ada kelompok yang ingin memecah belah NKRI.
“Banyak elemen yang bergabung dalam aksi kami, seluruhnya satu suara menolak semua kelompok yang ingin mengacaukan persatuan Indonesia. Hari ini ada berbagai elemen turun termasuk para ibu yang dengan sukarela mengenakan kebaya dan ikut turun ke jalan. Kalau para ibu sudah turun, berarti ada yang tidak beres,” ungkapnya lagi.
Dalam aksi damai tersebut, Mahasiswa Papua,Tuturop juga mengucapkan terima kasih kepada rakyat Yogyakarta atas dukungan moril terhadap Mahasiswa khususnya mahasiswa Papua selama berada di Yogyakarta, Ia juga menyampaikan pesan kepada masyarakat Yogyakarta agar menjaga nilai-nilai persaudaraan.
Tuturop juga menyatakan bahwa Mahasiswa Papua tetap mencintai NKRI, kami tidak terpengaruh dengan denga gerakan pihak tertentu untuk memecah belah bangsa.