Gelorakan Falsafah Nyepi dan Tri Hita Karana, Megawati Tutup GPDRR ke-7

Bali, Wartabrita.com – Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengajak masyarakat dunia untuk menggelorakan falsafah budaya Bali, Nyepi dan Tri Hita Karana untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan semesta. Hal tersebut disampaikan Megawati melalui pidato penutupan Global Platform for Disaster Risk Reduction atau GPDRR ke-7 di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/5/2022).

Megawati menyebutkan, dengan kedua budaya tersebut masyarakat Bali menjaga alam dengan penuh cinta sebagai sebuah kesadaran kesatuan kosmologi kehidupan. “Maka, dari Bali, kita gelorakan semangat Nyepi dan Tri Hita Karana ini kepada dunia,” serunya.

Dalam kesempatan tersebut Megawati juga menyinggung tentang ancaman kelangkaan pangan skala global yang bisa terjadi akibat bencana ekologis dan krisis akibat perubahan iklim. Untuk itu Megawati yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengajak dunia untuk bersatu memperkuat solidaritas demi mencegah krisis tersebut. “Mari kita bersatu padu agar manusia di belahan dunia mana pun tetap mendapatkan pangan yang cukup,” ajaknya.

Megawati juga mengusulkan penguatan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan memperkuat kemitraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) antarnegara demi meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi bencana. “Kerja sama internasional merupakan bagian dari kepribadian bangsa Indonesia. Karena itu mari kita mantapkan solidaritas seluruh bangsa dan negara, masyarakat sipil, dan kerja sama seluruh perguruan tinggi untuk pengembangan riset dan inovasi demi kepentingan umat manusia seluruh dunia,” kata Megawati.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan rangkuman hasil seluruh rangkaian kegiatan GPDRR ke-7. Sementara itu Special Representative of the UN Secretary-General for Disaster Risk Reduction, Mami Mizotouri, secara resmi menutup GPDRR ke-7 dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan forum global tersebut.

Seluruh rangkaian acara penutupan diakhiri dengan penampilan tarian Durga Kurti yang menggambarkan harapan kepada seluruh umat manusia di dunia agar selalu dilindungi oleh Yang Mahakuasa.

Partisipasi Kementerian PPN/Bappenas
Para ajang forum global ini Kementerian PPN/Bappenas turut berpartisipasi memberikan pemaparan tentang berbagai hal terkait kebencanaan di Indonesia. Diwakili oleh Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Pungky Sumadi dan Direktur Tata Ruang, Pertanahan, dan Penanggulangan Bencana Sumedi Andono Mulyo.

Kementerian PPN/Bappenas juga membuka booth yang berisi 26 data kebencanaan di Indonesia, virtual exhibition dan simulasi VR (virtual reality). Selama enam hari penyelenggaraan GPDRR tercatat lebih dari 300 orang mengunjungi booth dan mencoba simulasi virtual.

GPDRR atau Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana adalah pertemuan multipemangku kepentingan yang diselenggarakan oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) setiap tiga tahun. Misinya untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, dan mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam upaya pengurangan risiko bencana. Forum ini diselenggarakan untuk membahas penerapan Kerangka Kerja Sendai (Sendai Framework), sebuah kesepakatan yang dibuat pascaagenda pembangunan dunia 2015 yang fokus pada penguatan komitmen dan aksi global dalam mengurangi risiko bencana.

Sebagai tuan rumah GPDRR ke-7 tahun ini, Indonesia menjadi negara pertama di Asia-Pasifik yang menghelat GPDRR sejak pandemi COVID-19 melanda dunia. Sebanyak 7.539 peserta dari 185 negara anggota dan observer PBB tercatat hadir di forum ini. Dari jumlah tersebut sebanyak 79% hadir secara fisik, dan sisanya mengikuti secara daring.

Tercatat pula, dari keseluruhan peserta, 873 orang merupakan delegasi resmi negara anggota PBB. Sementara itu 75% dari total peserta menyatakan baru pertama kali menghadiri GPDRR.

Pos terkait