“Jadi bukan hanya kita dimanfaatkan sebagai market yang besar, tetapi kita juga memanfaatkan segala sumber daya ekonomi yang luar biasa. Kita ingin ASEAN menjadi pusat produksi dunia,” ucap Teten.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan warning mengenai digital ekonomi ASEAN jika tidak memiliki produk unggul, maka market digital terancam akan diserbu dari luar ASEAN, baik legal maupun ilegal, dan itu akan membunuh pelan-pelan UMKM di kawasan ASEAN.
“Ini yang kami tawarkan lagi, selain itu perlunya kita kerja sama ASEAN untuk mempromosikan financial institution for SME, karena isu besar UMKM di ASEAN itu sama, yakni ada problem akses ke pembiayaan,” kata dia.
Sementara di dunia sudah banyak penyediaan pembiayaan murah. Namun tak sedikit UMKM di kawasan ASEAN yang masih membutuhkan kemudahan pembiayaan. Sehingga, perlu membangun jembatan melalui konsep yang Indonesia tawarkan.
“Hal ini juga yang kami tawarkan dari ASEAN untuk juga dihadirkan di event G20 tahun depan di India sebagai tuan rumah, dan selanjutnya Brazil kemudian di Asia Tenggara. Sehingga hal ini menjadi momentum beberapa tahun ke depan dalam mempromosikan agenda bisnis inklusif di negara-negara ASEAN dan membawa hasil ini ke G20 forum,” jelasnya.