Jakarta, Wartabrita.com – Praktisi kesehatan bidang onkologi atau penyakit kanker, dr. Bajuadji menegaskan bahwa tidak ada kaitannya sama sekali antara air galon dengan penyakit kanker payudara. Dia melihat isu-isu yang mengait-ngaitkan air galon dengan kanker payudara timbul karena unsur persaingan usaha.
“Saya tidak pernah menemukan ada dari pasien-pasien yang mengalami kanker payudara karena telah mengkonsumsi air galon. Itu menurut saya hanya persaingan usaha saja,” kata Bajuadji di Jakarta.
Dokter spesialis penyakit kanker ini menyebut 85 persen penyebab kanker payudara itu adalah karena faktor keturunan atau genetik. Sedangkan 15 persennya karena faktor lingkungan seperti zat kimia yaitu formalin dan zat pengawet makanan.
Kemudian, radiasi ultraviolet, merokok, minum, alkohol, penyakit yang berhubungan dengan dan kebiasaan minum alkohol, penyakit yang berhubungan dengan defisiensi tubuh/imunitas misalkan HIV/AIDS serta bisa juga karena penyakit hepatitis atau gangguan fungsi hati.
Dia melanjutkan, kanker payudara juga bisa disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Misalnya, pada seseorang yang mempunyai riwayat mengonsumsi hormon, mereka yang melaksanakan inseminasi buatan atau bayi tabung, atau ada riwayat pemakaian KB suntik, KB pil, dan KB implan.
“Dengan memakai obat hormon itu, tubuh seseorang bisa mengalami ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh yang memicu terjadinya suatu keganasan,” katanya.
Dia mengungkapkan, sebesar 80 persen gejala kanker payudara ini ditandai dengan timbul benjolan di payudara atau ketiak yang bisa disertai nyeri ataupun tidak. Biasanya benjolannya itu padat dan keras seperti batu.
Selain itu, keluarnya cairan dalam bentuk darah, nanah dengan cairan bening atau cairan berwarna kuning atau berwarna putih atau hitam melalui puting susu. Masyarakat diminta untuk melakukan pemeriksaan terkait hal tersebut.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara ini adalah dengan pemeriksaan penunjang melalui USG payudara atau mamografi paling tidak setahun sekali. Kemudian yang ketiga, berkonsultasi dengan dokter Onkologi.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo juga menyampaikan belum pernah menemui pasien kanker karena telah mengonsumsi air galon. Dia mengaku tidak ada bukti sama sekali air galon dapat menyebabkan kanker.
“Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” katanya.
Seperti diketahui, air galon juga sangat membantu bagi penyediaan air minum sehat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Salah satu staf bagian gizi rumah sakit tersebut mengungkapkan bahwa Dharmais menghabiskan hingga 200 galon sehari untuk untuk kebutuhan dan keperluan memasak makanan serta staf rumah sakit.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga mengendus adanya isu persaingan usaha dalam kasus penyudutan air galon ini. Komisioner KPPU, Chandra Setiawan, melihat penyudutan terhadap produk tertentu ini dilarang dalam hukum persaingan usaha.