Wartabrita.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informartika Republik Indonesia bekerja sama dengan GNLD Siberkreasi dan Meta kembali menggelar Obrol-obrol Literasi Digital (OOTD) pada Selasa 25 Oktober 2022 secara daring.
OOTD kali ini membahas tentang pentingnya penerapan empat pilar dalam berkegiatan di dunia digital. Empat pilar tersebut antara lain Cakap, Aman, Budaya dan Etis (CABE) bermedia digital. Pilar-pilar itu merupakan sebuah dasar yang disusun oleh Kominfo dan GNLD Siberkreasi demi mencapai Indonesia yang cakap digital.
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) mengakui bahwa empat pilar tersebut merupakan suatu yang penting untuk diterapkan. Pihaknya bahkan menjadikan empat pilar tersebut sebagai refrensi dalam membuat program-program makin cakap digital.
“Empat pilar ini adalah turunan dari roadmap literasi digital 2021 sampai 2024 yang disusun bersama oleh Kominfo, Siberkreasi dan Japelidi pada tahun 2020. Teman-teman Japelidi berusaha menterjemahkan dari empat pilar dan ada banyak sekali indikator yang kemudian diturunkan menjadi modul sebagai upaya, kemudian menjadi refrensi untuk membuat program-program makin cakap Digital,” ujar Novi Kurnia, Koordinator Nasional Japelidi.
Tak hanya Japelidi, lembaga riset Katadata yang mengukur literasi digital masyarakat Indonesia pun merasa terbantu dengan adanya roadmap yang dicetuskan Kominfo bersama GNLD Siberkreasi dan Japelidi yang dikenal sebagai CABE tersebut.
“Kami sangat terbantu ketika teman-teman Siberkreasi bersama mitra-mitranya sudah menyusun roadmap dan kemudian keluar empat pilar itu, jadi kalau cerita kami sebetulnya adalah lembaga riset yang cukup banyak membantu dalam riset mengukur status literasi digital orang Indonesia. Nah ketika awal kami mengukur sebenarnya kami merujuk seperti biasa ke UNESCO yang punya alat ukur ketika lahir dari teman-teman Siberkreasi kemudian mengeluarkan roadmap ada CABE itu tadi, panduan kami untuk bekerja jadi lebih jelas,” pungkas Vivi S Zabkie, Deputy Head Katadata Insight Center.
Manfaat dari CABE pun juga dirasakan di kalangan mahasiswa tat kala membuat modul sebagai pedoman menjalankan budaya cakap digital.
Kita semua bersyukur tentunya mbak Novi dan tim Japelidi berhasil menelurkan empat pilar tadi, empat modul tadi yang kita gunakan sebagai rujukan bersama untuk membuat modul-modul lainnya. Karena memang kita tidak membuat modul baru sebenarnya tapi kita melengkapi modul yang ada supaya celah-celah yang disebut tadi bisa diisi dengan baik oleh komunitas-komunitas,” jelas Iradat Wirid, Center of Digital Society UGM.
Perlu diketahui, GNLD Siberkreasi tidak hanya memiliki mitra dari kalangan komunitas Maupun dari kalangan akademisi. Tetapi juga memiliki mitra kolaborasi dari organisasi lembaga riset untuk mengembangkan program tersebut demi Indonesia makin cakap digital.
Untuk bisa terus mendapatkan informasi ter up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat di lihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial @siberkreasi.