Perbincangan Imajiner Haidar Alwi dan Muammar Khadafi

Wartabrita.com, Jakarta – Dalam kegelisahan, di tengah kelamnya malam, membawa sukmaku kepada perjumpaan lewat doa dan tahajudku.

Aku gelisah akan bangsaku saat ini. Bangsaku yang kaya raya dengan hasil buminya yang melimpah, tak habis setelah dijajah selama ratusan tahun.

Dalam keheningan doaku, aku berjumpa seorang pemimpin besar Libya, Moamar Khadaffi, yang di fitnah dan dibunuh, oleh rakyatnya sendiri, yang dibodohi, dibohongi oleh orang-orang asing yang ingin menjajah negerinya dan menjarah hasil alam Libya.

Khadafi terlihat menyapaku dengan senyumnya yang bersahaja, sekalipun di tubuhnya ada banyak sekali bekas luka. Luka yang bukan luka biasa, luka yang dianiaya oleh tangan rakyatnya sendiri karna dibohongi kaum penjajah yang ingin menjajah bangsanya.

Aku menyapanya, dan kukatakan kepadanya : “Doa terbaik untukmu Moamar Khadaffi, kau seorang pemimpin bangsamu yang baik, yang sayang kepada rakyatmu” Khadaffi dengan senyumnya yang bersahaja itu menjawabku:

Sampai akhir hayatku aku sayang kepada rakyatku, aku tetap bangga kepada negeriku Libya yang menentang penindasan imperialisme barat.

Aku berpesan kepadamu Haidar Alwi, Jaga negerimu. Jangan biarkan rakyat dibohongi oleh kaum penjajah yang tak terlihat. Mereka bergerak senyap, melalui kiriman foto dan tulisan di media sosial, untuk mengadu domba sesama mereka.

Setelah semua terpancing emosi, perpecahan dan perang saudara di depan mata. Lalu para penjajah itu bermunculan, mengambil alih secara paksa semua hasil bumi dan kekayaan alam di negerimu itu.

Kaum imperialis bisa merubah fakta dalam sekejap, mereka bisa menipu rakyatmu dan membuat mereka membunuh para pemimpinmu, seperti yang aku alami saat itu.

Haidar Alwi, jaga bangsamu, jaga negerimu, jaga pemimpinmu. Tak sempat aku menjawabnya, tapi aku panjatkan doa, doa terbaik untukmu Moamar Khadaffi, hidup dan matimu, sungguh mulia.

Damailah engkau bersama Tuhan Sang Maha Pencipta di Surga Keabadian-Nya.

Pos terkait