Oleh: Saiful Huda Ems
Jakarta, Wartabrita.com – Kapitalisme terus menerus mendorong kaum lemah hingga sampai pada tempat pembuangan sampah yang berbau busuk. Sementara perlawanan kaum proletar bermetamorfosa menjadi pasukan pendukung kaum elit, hanya untuk sekedar dapat sejenak menghirup udara keleluasaan demi memperpanjang nafas perjuangannya.
Kemiskinan ekstrim benar-benar telah terjadi di negeri subur yang konon tiada lautan melainkan kolam susu, dan tongkat ditancap ke tanah menjadi tanaman. Gedung-gedung megah berdiri kokoh menantang langit, namun kaum proletar hanya bagaikan deretan semut yang hanya untuk rehat sejenak di tempat duduk teras bawah gedungpun tak bisa dilakukannya.
Kaum terdidik berpesta dalam kehampaan jiwanya, dan tertidur di tengah suara lirih nuraninya yang memperdengarkan nyanyian penghianatan intelektual. Agama telah mati dan terbujur kaku diselimuti kain kafan krisis keimanan manusia modern. Kemudian hantu kemunafikan bergentayangan di mimbar-mimbar pengkhutbah kebencian yang menjarah nama Tuhan.
Bacalah dengan nama Tuhanmu, wahai jiwa-jiwa yang berakal ! Buka selimut tidur kesadaranmu ! Tegak luruskan kembali batinmu pada Sang Penciptamu ! Ketika dunia sudah terkontaminasi udara angkara murka, kau tak perlu menghempaskan amarahmu ke seluruh penjuru arah. Kemegahan hidup tidak terletak pada apa yang kau pandang, melainkan pada apa yang kau rasakan. Jika kau ingin merias hidupmu, janganlah kau taburkan bunga-bunga dunia ke surga, namun taburkanlah bunga-bunga surga ke duniamu.
Angkara murka sesungguhnya tercipta sebagai sarana untuk perjuanganmu melawannya, sebagai pembuktian kesetiaanmu pada Keabadian. Jika engkau melarikan diri untuk mengubahnya agar berganti menjadi kebaikan, maka berarti engkau tak beda dengan si Kafir dalam pandangan Tuhan. Kapitalisme, Komunisme, Khilafahisme hanyalah serangkaian gagagasan dari mereka yang ingin mengubah dunianya, namun jika mereka lupa untuk tidak berusaha membersihkan ruang hatinya, selamanya mereka akan terbelenggu dalam kegelapan.
Kemegahan hidupmu ada dalam hatimu, jika sudah engkau selesaikan hal ini, dimanapun kau berada akan selalu dinaungi Cahaya-Nya. Kebenaran akan menjadi sahabat setia hidupmu, dan angkara murka dengan sendirinya akan terlempar saat kepak-kepak sayap jiwamu menghempaskan kekuatan dzikir-dzikir cinta-Nya. Perubahan tidak dimulai dari imajinasimu mengubah dunia, melainkan dari kesungguhan pelaksanaanmu menciptakan karya.
Kepalkan tanganmu, tegaplah berdiri, lalu melompatlah dari ketidak berdayaanmu menuju ketidak terbatasan, sesungguhnya Tuhanmu sangat mencintai hamba-Nya yang kuat, gembira dan penuh semangat. Saat kau memilih-Nya kau akan jadi kekasih-Nya, dan kau tak kan pernah merasa lagi kesepian dan kekurangan, sebab Dia akan memberimu bukan seperti yang kau inginkan, melainkan apa yang semestinya kau butuhkan.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik