Perkuat ATENSI Lanjut Usia, Kemensos Lakukan Kampanye Nasional Lanjut Usia

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat

Bekasi, wartabrita.com– Kementerian Sosial Melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial terus berupaya meningkatkan layanan sosial bagi lanjut usia melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Salah satunya melalui kampanye nasional lanjut usia.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat didampingi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Andi Hanindito membuka sekaligus menyampaikan paparan dalam kegiatan Kampanye Nasional Lanjut Usia di Hotel Santika Bekasi.

Bacaan Lainnya

Saat ini jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada Tahun 2020 tercacat 269,6 juta orang atau sekitar 10 % dari jumlah penduduk Indonesia.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat mengatakan, pihaknya memiliki satu eselon dua, Direktorat Rehabilitasi Sosial Lansia dan mengkoordinasikan tiga Balai Rehabilitasi Sosial yakni Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) “Budi Dharma” Bekasi, BRSLU “Gaumabaji” Makasar, dan BRSLU “Minaula” Kendari.

“Hanya tiga balai tapi harus menjangkau 34 provinsi. Saya kira ini satu hal yang tidak mudah, kalau orientasi kita akan berubah dari bantuan-bantuan sosial menjadi pelayanan sosial,” kata Harry.

Ia menambahkan, kalau bantuan sosial saat ini bisa dilakukan secara cash transfer melalui non tunai yang dilakukan oleh BRSLU “Gaumabaji” Makasar, BRSLU “Budi Dharma” Bekasi dan BRSLU “Minaula” Kendari.

Bantuan ini ditransfer ke rekening para lansia yang memenuhi syarat atau kriteria.

“Ke depan kita bukan menghilangkan, hanya saja sumber bantuan sosial itu bukan dari program lanjut usia. Tapi akan disinergikan dengan program perlindungan dan jaminan sosial,” tambah Harry.

Artinya, kata Harry, pihaknya akan memperkuat melalui PKH karena ada cash transfer untuk keluarga yang tinggal bersama lansia terutama yang berusia 70 tahun ke atas.

Kemudian akan dipastikan para lansia yang bukan termasuk PKH mendapatkan bantuan sosial berupa pangan maupun kalau dalam jaring pengaman sosial ada Bantuan Sosial Tunai atau sembako.

“Jadi pekerjaan bantuan-bantuan sosial itu ada ditjen yang lain. Di Ditjen Rehabilitasi Sosial lebih kepada pelayanan sosial itu fungsi rehsos,” jelasnya.

Ia menuturkan, bicara pelayanan lansia bukan hanya untuk yang kurang mampu atau miskin, tapi seluruh lansia tidak terkecuali yang membutuhkan pelayanan sosial.

Meskipun Kementerian Sosial dimandatkan untuk membantu lansia yang miskin tapi pada hakekatnya untuk pelayanan sosial itu sifatnya universal.

Melalui pelayanan sosial yang disebut Asistensi Sosial (ATENSI) pemerintah mengeluarkan bantuan pemerintah yang mendukung pelayanan sosial di Balai / Loka dan / Panti Jompo.

Dalam kesempatan itu, Harry juga meminta kepada pengurus Balai/Loka Panti Jompo bisa mengindentifikasi secara detil bantuan pemerintah yang bisa mendukung efektivitas pelayanan yang terkait kebutuhan lansia.

“Saya minta bisa menyiapkan skema dan mengindentifikasi kebutuhan lansia terkait bantuan pemerintah. Misalkan alat bantu bagi para lansia, seperti kaca mata baca, walker, alat bantu dengar dan lainnya. Itu sifatnya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Belum lagi, kata Harry, lansia butuh asupan gizi yang tepat dan seimbang.

Harry mengatakan pihaknya telah menyiapkan antisipasi peningkatan jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun diantaranya; peningkatan kualitas dan kuantitas program pelayanan sosial bagi lanjut usia untuk melindungi lanjut usia dari berbagai resiko penuaaan (sakit, telantar, kesendirian, dan sebagainya);

Peningkatan peran keluarga dalam perawatan lanjut usia; peningkatan layanan publik yang memprioritaskan lanjut usia pada berbagai sektor; peningkatan kampanye nasional kelanjutusiaan di seluruh sektor; peningkatan peran masyarakat dan swasta dalam penanganan lanjut usia; peningkatan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat sejak dini, agar diusia tua tidak menjadi beban bagi keluarga atau masyarakat.

(dpa)

Pos terkait