JAKARTA, Wartabrita.com – Juru Bicara Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk Sosialisasi Hasil Muktamar ke-31 IDI, dr Beni Satria menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Yakni terkait dengan keberatan terkait pemecatan dr. Terawan Agus Putranto dari anggota IDI.
“Menko Muhadjir apakah memiliki respon yang sama untuk orang yang berbeda, etik itu tidak melihat person,” ucap Beni Satria, dalam konferensi pers daring, Jumat (1/4/2022).
Beni menampik IDI menghalangi inovasi metode pengobatan selama sesuai dengan kaidah klinis dan bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, bila ada pelanggaran etik, IDI khawatir dapat merugikan masyarakat dan membahayakan keselamatan jiwa pasien
Terawan memodifikasi metode Digital Subtraction Angiography (DSA) yang biasa digunakan untuk mendeteksi penyakit, dipakai untuk mengobati pasien sejak Juli 2013. Sementara kala itu belum memiliki bukti ilmiah atau evidence based medicine (EBM).
“Inovasi dokter jangan berdasarkan testimoni, tetapi berdasarkan kaidah klinis, ini yang rugikan masyarakat,” ucapnya.
Terawan juga sebelumnya sudah diundang MKEK untuk berkomunikasi terkait polemik DSA. Namun, dari enam kali undangan, yang bersangkutan hanya memberikan jawaban sebanyak empat kali dan terlihat tak ada itikad baik untuk datang.