Wartabrita.com, Jakarta – Bukan bermaksud mendahului keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di beberapa kesempatan diskusi saya telah menyampaikan sebuah prediksi, bahwa reshuffle kabinet kemungkinan besar akan dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam waktu dekat.
Nasdem dalam hal ini Surya Paloh nampak tebal muka alias tak tahu diri, dimana ia sudah berkhianat dengan Presiden Jokowi dengan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
“Presiden Jokowi yang sangat peka dengan suasana batin para pendukungnya terlebih suasana batin rakyatnya ini, kemudian segera meresponnya dengan memanggil Surya Paloh (SP) ke istana negara, Kamis (26/1) kemarin,” kata Ketua Umum Harimau Jokowi, Saiful Huda Ems (SHE), Jumat (27/1/2023).
Desas desus perbincangan di kalangan politisi dan relawan pendukung Jokowi pun mulai semakin ramai kembali setelah dipanggilnya SP oleh Presiden Jokowi ke istana negara kamis sore kemarin.
Semuanya berkeyakinan bahwa reshuffle kabinet itu benar-benar akan terjadi, namun pertanyaannya, siapa yang pantas untuk menggantikan menteri-menteri yang akan direshuffle itu? Beberapa ketua-ketua umum relawan pendukung Jokowipun berdiskusi jarak jauh antara satu sama lain, untuk menentukan perwakilan relawan pendukung Jokowi mana atau siapa yang layak untuk kita orbitkan? Muncullah kemudian satu nama yang mengkrucut, yakni Haidar Alwi.
“Nyaris tak ada satupun Ketua-Ketua Umum organ relawan pendukung Jokowi ini yang tidak mengenal Haidar Alwi. Beliau tokoh anti radikalisme, rasisme dan intoleransi yang sudah sangat berkeringat sejak pertamakali munculnya organ-organ relawan pendukung Jokowi,” kata SHE.
Menurut SHE, dengan sabar dan telatennya, Haidar Alwi ini mengkoordinir ratusan organ-organ relawan itu dan tidak hanya mengarahkannya untuk memberikan kemenangan bagi Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin kala itu, namun juga turut mendanainya secara habis-habisan.
Haidar Alwi selain berjasa besar menghimpun dan mendanai ratusan organ relawan Jokowi yang tergabung dalam Aliansi Relawan Jokowi (ARJ), juga tercatat mendirikan suatu Presidium Adat Nusantara, serta menyatakan seluruh bangsa Indonesia harus mulai menguatkan jati dirinya melalui adat dan budaya. Dan semuanya itu dilakukannya untuk mewujudkan cita-citanya dalam memberantas radikalisme, rasisme dan intoleransi di seluruh Indonesia.
“Maka sudah menjadi hal yang semestinya disadari oleh Presiden Jokowi, bahwa mempertimbangkan masuknya Haidar Alwi dalam kabinet adalah sesuatu yang sangat tepat, jika Presiden Jokowi tidak ingin kelak dikenang sebagai presiden yang seperti kacang lupa kulitnya,” ucap SHE.