Survei Pilbup Indramayu, LKPI: Kekecewaan Rakyat Pada Politik Dinasti Bikin Nina Dai Bahtiar Unggul

ilustrasi/Sumber: freepik.com

Jakarta, wartabrita.com- Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menyelenggarakan survei untuk mengukur tingkat keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang siap berkompetisi dalam Pemilihan Calon Bupati Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, jelang Pilkada 2020.

Survei dilakukan pada 3 – 15 Juni 2020 dengan jumlah 885 responden dari total DPT 1.353.210 warga Indramayu.

Namun, sehubungan dengan kondisi pandemik COVID-19, pelaksanaan survei ini disesuaikan dengan penyederhanaan kuesioner dengan hanya menanyakan pertanyaan inti terkait keyakinan dan ekspetasi masyarakat terhadap pilihan calon Bupati Kabupaten Indramayu dan harapan masyarakat pada Pilkada yang akan datang.

Direktur Eksekutif LKPI Arifin Nur Cahyono mengatakan, penyederhanaan kuesioner tersebut dilakukan sejalan dengan penyesuaian mekanisme pelaksanaan survei yang dilaksanakan menggunakan metode face to face interview sebanyak 50 persen, dan phone survei sebanyak 50 persen.

Arifin menjelaskan, saat dilakukan survei atas 20 nama Bakal Calon Bupati Indramayu, Nina Agustin Dai Bachtiar unggul menempati urutan pertama dari sisi elektabilitas, yakni 11,1 persen.

Disusul Daniel Muttaqin Syaifudin (10,1 persen), Anwar Sanusi (7,2 persen), Taufik Hidayat dan Hilal Himawan (6,9 persen) serta Saefudin (5,2 persen).

“Sementara kandidat yang lain masih dibawah 5 persen dengan swing voters 37,8 persen,” kata Arifin dalam keterangan persnya, Jumat (3/7/20).

Pada simulasi 10 nama, urutan ini tidak berubah. Akan tetapi persaingan tiga kandidat, yaitu Nina Agustin, Daniel Muttaqin dan Anwar Sanusi semakin terlihat meninggalkan kandidat-kandidat lainnya.

“Selisih elektabilitas antara 3 kandidat tersebut sangat tipis, yaitu 3 persen. Sehingga memungkinkan untuk saling salip diantara ketiga kandidat tersebut,” terang Arifin.

Sementara, pada simulasi 5 nama, Nina Agustin dan Daniel Muttaqin mulai meninggalkan Anwar Sanusi yang hanya memperoleh 15,8 peesen dibandingkan Nina Agustin 21,1 persen, dan Daniel Muttaqin yang memperoleh 19,5 persen.

Kendati demikian, Anwar Sanusi unggul dalam segmen pemilih muslim yang mencapai 10 persen dibandingkan kandidat lainnya.

Dalam segmen pemilih lainnya Nina Agustin relatif unggul dibandingkan kandidat lainnya walau dengan selisih yang tipis. Sedangkan dalam katagori usia pemilih 50 tahun ke atas Daniel Muttaqin memimpin dengan perolehan suara diatas 9 persen.

Pemilih militan (strong supporter) terbanyak berada di Nina Agustin Dai Bachtiar (10,45 persen) dengan soft supporter (48,73 persen). Kemudian Daniel Muttaqin Syaifudin (9,18 persen) dan Anwar Sanusi (5,82 persen).

“Dari hasil survei ini Daniel Muttaqin Syaifudin akan menjadi pesaing ketat bagi Nina Agustin Dai Bachtiar. Mengingat soft supporter (pemilih yang belum menentukan sikap) masih sangat tinggi. Soft supporter bisa menjadi bola liar karena sulit memprediksi arah pergerakannya,” terang Arifin.

Dari situasi ini, kata Arifin, dapat disimpulkan bahwa persaingan Calon Bupati Indramayu ini akan berlangsung ketat jika terdapat dua atau tiga kandidat sekalipun.

 

Golkar sebagai sumber suara Daniel Muttaqin masih terpecah.

“Sedangkan basis suara dukungan Nina Agustin sangat kuat dari arus bawah yang menginginkan perubahan atas situasi politik di kabupaten Indramayu. Dimana dalam anggapan masyarakat sangat kentalnya politik dinasti yang berujung terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Kabupaten Indramayu yang telah menggurita. Kesamaan pandangan politik ini adalah modal utama dari Nina Agustin,” ungkap Arifin.

Menurut Arifin, keunggulan Nina Agustin Dai Bahtiar dalam survei ini tidak lepas dari kekecewaan atau ketidakpuasan responden terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Indramayu yang selama beberapa dekade ini tak kunjung mengangkat kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.

“Beberapa hal yang menjadi sorotan responden adalah soal sulitnya lapangan kerja bagi masyarakat kabupaten Indramayu. Hal lain yang sangat menonjol adalah anggapan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dirasakan sangat kental diruang lingkup pemerintah kabupaten Indramayu,” ungkapnya.

Dalam pandangan responden, ulterang Arifin, KKN ini disebabkan adanya dinasti politik yang kuat di kabupaten Indramayu. Dimana partai Golkar yang telah berkuasa di kabupaten Indramayu selama beberapa dekade ini menjadi salah satu lingkar utama dari adanya dinasti politik ini.

“Kekecewaan ini terakumulasi dan mendorong responden untuk memilih bakal calon di luar lingkaran Partai Golkar atau bakal calon tertentu yang memiliki ikatan langsung dengan dinasti politik tersebut,” ujarnya.

Kendati demikian, menurut Arifin, Golkar sebagai sebuah kekuatan politik yang selama ini dominan masih mungkin memenangkan kadernya untuk menjadi bupati Indramayu dengan syarat hanya satu kader partai yang maju sehingga dukungan tidak terpecah.

Untuk diketahui, metode sampling ditentukan dengan mengunakan metode multistage random sampling. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 3,3 persen.

 

(DPA)

Related posts