Total uang yang beredar selama Lebaran 2022/Idul Fitri 1443 Hijriah diprediksi mencapai Rp250 triliun. Angka itu naik lebih dari 60 persen jika perbandingannya dengan momentum lebaran tahun 2021. Demikian kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.
“Terlebih ada pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) penuh bagi pegawai swasta bisa picu pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi,” kata Bhima di Jakarta, melansir Antara, Selasa (26/4/2022).
Menurut Bhima, kalangan menengah atas yang lebih imun soal kenaikan harga barang atau inflasi tampaknya sudah tidak sabar membelanjakan uangnya saat Lebaran.
“Selama ini kan uangnya ditahan di bank atau deposito, harapannya sudah mulai dibelanjakan,” katanya.
Dengan pelonggaran mobilitas masyarakat untuk mudik, permintaan di berbagai sektor diperkirakan juga akan meningkat. Permintaan yang meningkat itu mulai dari jasa transportasi, pakaian jadi, makanan minuman, perhotelan hingga jasa telekomunikasi.
Sektor pariwisata diperkirakan tumbuh jauh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya dengan tingkat okupansi hotel di kisaran 70 persen hingga 80 persen.
“Selain itu, tempat rekreasi dan fasilitas pendukung wisata akan terdorong dengan momen mudik,” ujarnya.
Indikasi dampak Lebaran sendiri sudah mulai terasa dengan adanya pemulihan sektor transportasi yang sudah terlihat sebelum Ramadhan.
Penyaluran kredit modal kerja sektor transportasi pada Januari 2022 tumbuh 9,5 persen yoy lebih tinggi dari Januari tahun sebelumnya yang hanya 5,9 persen yoy.
Hal yang sama terjadi pada kredit investasi tumbuh 12,5 persen di periode yang sama.